Minggu, 13 Oktober 2013

HAKIKAT HIDUP

Assalamalaikum warohmatullahi wabarokatu
Salam sejahtera bagi kalian, cinta kasih Allah dan keberkahan-Nya..

Sudah berminggu-minggu yang lalu saya ingin menulis lagi dan seperti biasa, selalu tertunda dengan ucapan saya sendiri, "ah nanti saja!", "main the sims 3 dulu ah...", "duh nanti kalau tulisan saya jelek gimana? sudah lama gak nulis". Begitulah...

Mengapa saya ingin menulis lagi? karena saya merasa ada sesuatu yang mendorong untuk berbagi cerita (ceilah). Apakah ini tentang cinta? tentang Insidious 2? tentang kasus korupsi ketua MK? atau malah tentang Ridho Roma? (loh yang terakhir gak nyambung kan... -_-)

Jadi saudaraku..
Alhamdulillah sudah minggu ke 5 saya menjadi mahasiswa di salah satu PTN di Surabaya. Dan saya sudah mencintai almamater tersebut kurang dari seminggu sejak saya memulai perkuliahan di sana. Sungguh, banyak sekali ilmu di sini! terlebih jika ingin menemukan jati diri sebagai hamba Allah, yaitu dengan belajar ilmu Allah: ISLAM. Subhanallah...

Saya teringat ketika jaman SMA dulu. Alur keseharian saya: sekolah - belajar - pulang - mengerjakan tugas - terjangkit korean wave - uang habis untuk membeli useless things (semua benda yang berhubungan dengan kpop) - masih ragu dengan jati diri - tahu tujuan hidup namun tidak tau bagaimana saya harus mencapai. Naudzubillah...

Dan inilah yang terjadi kepada sebagian besar pemuda Islam ketika masih remaja. Mengapa saya berani mengatakan seperti itu? karena ini FAKTA. Saya melihat kenyataan di lingkup SMA saya sendiri saja seperti itu... apalagi di luar.

Saya masih ingat, pada suatu hari dimana titik kejenuhan atas aktifitas yang itu-itu saja, saya bertanya dengan diri sendiri: bukankah aku hidup di dunia untuk menjadi hamba Allah yang nantinya akan kembali pada-Nya? lantas, mengapa saat ini aku merasa begitu useless dengan segala aktifitasku? aku tidak mengikuti organisasi apapun di sekolah, tidak punya rencana hidup 10 tahun ke depan, menjadi korban karena mengidolakan orang korea hanya karena musiknya -yang bahkan tidak bisa mendekatkan aku dengan Tuhanku - apalagi membawa ke surga. Astaghfirullah..
Ilahi ampuni kamiDosa-dosa mewarnai diriHati lupa kadang terlenaMimpi dunia menggoda sang jiwa 
Batin dan pikiran saya sedang tidak sehat kala itu. HIngga sampai nilai UN saya terendah di sekolah dan tidak lolos jalur undangan, bagaimana rasanya? saya seperti ditampar oleh Allah... astagfirullah :'( seketika saya langsung bertaubat memohon ampunan dan bimbingan-Nya. Dan sejak saat itu pula, setiap hari saya berusaha menghabiskan waktu untuk melihat, mendengar, membaca hal-hal mengenai Islam. Kuhabiskan tabunganku untuk membeli buku-buku bermanfaat, terutama buku sejarah Islam. Saya sangat menyukai genre tersebut sejak selesai membaca kisah pembebasan konstantinopel yang di pimpin sultan Muhammad Al Fatih

Di kampus saya yang tercinta ini, saya sedang mengkaji islam yang dibimbing oleh mbak-mbak senior (sekarang sudah wisuda). Ilmu pertama yang saya terima adalah hakikat hidup. Bahwa manusia adalah makhluk lemah, terbatas dan butuh pertolongan. Kepada siapa? ALLAH. Karena manusia tetaplah manusia. Makhluk. Selamanya tidak akan pernah bisa berubah menjadi malaikat, apalagi sebagai Tuhan.
"KepunyaanNya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah." (QS. Thaha [20]: 6)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al Baqarah [2] : 164)

Mengapa mengetahui hakikat hidup itu hal yang penting?

  • Karena dengan begitu, hidup kita akan terarah. Tidak ada keraguan ketika memilih suatu jalan yang benar dan meninggalkan kemaksiatan.
  • Karena dengan begitu, hidup kita tidak akan terseok-seok dan terpelanting ke jahiliyahan (kebodohan).
Bagaimana kau merasa bangga,
Akan dunia yg sementara,
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi,
Meninggalkan dirimu,
Bagaimanakah bila saatnya,
Waktu terhenti tak kau sadari,
Masikah ada jalan bagimu untuk kembali,
Mengulangkan masa lalu? - Opick

Dan, pada akhirnya, semua makhluk akan kembali kepada-Nya. 
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesungguhnya kita semua milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kita semua akan kembali)." (QS. Al Baqarah [2]: 156)

1 komeng:

Muhamad Ratodi mengatakan...

Waalaikumsalam wr wb #jawabduluah :)
hmm..lamaaaaaa banget ga mampir dimari, alhamdulillah nyangkut lagi di blog ini..udah gitu dapet ilmu "hakikat hidup" lagi... matur nuwun mbak :)